Selasa, 28 Juli 2009

Kisah Qabil dan Habil

Kisah Qabil dan Habil

Qabil dan Habil, membuat hubungan Manusia dengan Allah menjadi semakin jauh dan membawa hidup Manusia menjadi semakin sengsara dan terpuruk dihadapan Allah.

Kesombongan, kebohongan (dusta). merupakan penyebab utama terpuruknya manusia sehingga dikeluarkan dari syurga yang dahulu dihuninya, kemudian hubungan Manusia dengan Allah semakin jauh dan menjadi lebih sengsara, karena adanya sifat iri dan dengki, sebagaimana iri dan dengkinya Qabil kepada Habil.

Kisah Qabil dan Habil dalam Al Qur’an dititik beratkan pada larangan Allah kepada Yahudi (Bani Israel ) agar mereka tidak terlalu mudah untuk melakukan pembunuhan, hanya karena perkara sepele saja (iri-dengki-cemburu dlsb.), mereka sudah melakukan pembunuhan.

Selebihnya menceritakan persaingan antara petani dengan pengembala dimana Qabil sebagai Pengembala sedangkan Habil sebagai Petani.

Karena Qabil iri dan dengki pada Habil, tidak dijelaskan persoalannya didalam Al Qur’an.


Dari iri dan dengki itulah akhirnya terjadilah pembunuhan, tetapi sebelum Qabil membunuh Habil, terlebih dahulu mereka mempersembahkan kurban kepada Allah.

Persembahan Qabil tdk diterima Allah, sedangkan kurban persembahan Habil diterima Allah, dengan tanpa disebutkan alasannya.

Dengan kejadian itu Qabil akhirnya membunuh Habil dan untuk menunjukkan cara merawat mayat, maka dicontohkan oleh burung Gagak hitam bagaimana cara merawat mayat.

Seterusnya tidak diceritakan kelanjutan dari Qabil dan Habil dan berhenti sampai disini.

Sedangkan didalam Al Kitab Yahudi (Taurat) dan Al Kitab Kristen (Injil). Untuk Yahudi dan Kristen Qabil disebut dengan Kain, untuk Habil dengan Habel.

Ceritanya sebagaimana yang diceritakan dalam Al Qur’an, namun dosa Qabil/Kain yang melakukan pembunuhan atas Habil/Habel, mendatangkan Murka Allah.

Karena itu Qabil/Kain dikutuk sampai kepada seluruh anak cucunya, akan menjadi pengembara dan sengsara hidupnya, dalam pertanian akan diganggu oleh hama, perdu dan ilalang serta segala macam halangan untuk memperoleh hasil pertanian yang baik.

Apapun yang diusahakan oleh Manusia tidak akan dapat mencukupi kebutuhannya, tanah akan menjadi gersang jika ditanami terus menerus tanpa disertai perawatan.

Sejarah inipun terputus tidak ada kelanjutannya dan berhenti demikian saja.

Cerita-cerita berikutnya baik Yahudi, Kristen dan Islam kemudian mengambil dan bersumber dari, mitos-mitos, mistik-mistik, legenda-legenda, cerita-cerita tradisional rakyat dlsb.

Menurut tafsir Taurat, karena sejarah Qabil dan Habil tidak ada sangkut pautnya dengan sejarah Bangsa Israel, tetapi menceritakan suku Keni yang hidupnya dari pandai besi dan pengembala yang dapat mengalahkan petani, maka cerita Qabil dan Habil diakhiri demikian saja.

Kisah Qabil dan Habil dapat dipetik hikmahnya, karena kisah tersebut menunjukkan bahwa kejahatan itu berkembang seiring dengan perkembangan perdaban Manusia.

Diawali dari kesombongan kemudian kedustaan bertambah lagi dengan iri-dengki, pembunuhan-dendam dlsb. yang menyebabkan semakin terpuruknya derajad Manusia dan semakin jauhnya hubungan Manusia dengan Allah.